Friday, December 17, 2010

MAN 3 Malang

“Scanner apakah menjadi patokan yang diakui kebenarannya?”



Sebuah Madrasah yang tidak diragukan lagi kualitasnya, baik dalam pengajaran, maupun fasilitas yang diberikan kepada siswa-siswi dengan tujuan untuk memudahkan pembelajaran. Ditambah lagi dengan bangunan Asrama yang digunakan sebagai tempat tinggal sebagian siswa-siswi MAN 3 Malang , yang terutama notabane siswa-siswi yang tinggal disana adalah adalah siswa yang rumah atau berasal dari tempat yang jauh, dan pindah ke malang dengan tujuan menuntut Ilmu.

Salah satu teknologi atau fasilitas yang dimiliki MAN 3 Malang adalah Alat Scanner untuk mengkoreksi jawaban pada lembar LJK pada saat Ujian Tengah Semester maupun Ujian Semester. Mungkin memang terlihat ideal, dan bisa dikatakan termasuk Madrasah dengan fasilitas serba OK. Sehingga, para guru yang mengajar secara full day, tidak diributi atau disibukkan lagi dengan mengkoreksi jawaban ujian siswa-siswi pada saat ujian.
Namun, banyak keluhan yang dirasakan oleh banyak siswa-siswi yang mereka merasa dirugikan, atau merasa tidak puas dengan hasil ujian yang tidak memuaskan juga, dan mereka merasa ada sesuatu yang ganjil. Sebagai siswa-siswi madrasah, mereka dapat berfikir dengan jernih. Mereka tidak mungkin menyalahkan guru 100%. Sebagian pikiran mengatakan, guru salah dalam menuliskan kunci jawaban, sebagian lagi berpikiran alat yang digunakan untuk meneliti benar-salahnya jawaban siswa.
Kalau dipikir kembali, apa salahnya untuk meneliti jawaban siswa-siswi secara manual atau cara lain, dengan tidak menjadikan alat scanner sebagai patokan dalam meneliti atau membenar-salahkan jawaban siswa, karena sudah dibuktikan, dalam beberapa mata pelajaran yang siswa-siswi merasa nilai yang ditunjukkan tidak sesuai dengan keyakinan siswa-siswi. Sehingga banyak siswa-siswi yang merasa selalu tidak puas dengan hasil yang tidak sesuai dengan keyakinan, dan keyakinan disini dimaksudkan, keyakinan akan jawaban mereka yang rasanya tidak mungkin dapat nilai seperti yyang tertera dari hasil scanner.


Sebagian kelas sudah membuktikan, dengan mengkoreksi jawaban mereka secara manual dengan menggunakan kunci jawaban yang diberika oleh guru. Nyatanya setelah dibandingkan, hasil nilai yang didapatkan dengan mengkoreksi secara manual, dan hasil nilai yang didaptkan dengan alat scanner, tidak sama, hasil yang didaptkan dengan mengkoreksi secara manual, rata-rata lebih bagus daripada hasil koreksi dengan menggunakan alat scanner. Dari yang nilainya rendah atau pas dengan nilai standar, menjadi nilai yang hampir mendekati sempurna, ada juga dari nilai yang tinggi ternyata turun.
Hal ini menunjukkan bahwa, kualitas scanner, sudah tidak dapat bekerja dengan baik. Sehingga membuat banyak siswa-siswi kecewa. Sebagian siswa-siswi merasa dirugikan dengan adanya pemeriksaan jawaban dengan menggunakan alat scanner. Sebagian siswa berpikiran, bagaimana dan apa yang akan mereka lihat dari ekspresi siswa-siswi yang ternyata nilai sebenarnya tidak seperti apa yang tertulis dalam lembaran hasil pemeriksaan dengan menggunakan scanner. Sebuah alat juga tidak akan pernah luput dari kesalahan, begiu pula halnya dengan manusia.


Sebaiknya, alat scanner tidak dijadikan patokan dalam meneliti jawaban siswa-siswi, mungkin dapat digunakan untuk membantu, namun, tidak dijadikan sebagai patokan pengkoreksian jawaban. Karena duda dibuktikan tentang kekurangan pada alat scanner. Dengan adanya kesalahan scanner, banyak pula siswi yang secara tidak sadar, mereka menyalahkan gurunya secara tidak langsung, dan mendatangkan beberapa pikiran negatif yang seharusnya tidak menjadi pikiran dalam benak mereka.

Apa jadinya jika sebagian besar dari mereka yang merasa kecewa, lalu tidak dapat mengendalikan emosinya, sehingga melakukan sesuati yang tidak diinginkan, seperti mereka menjadi malas untuk membenahi atau justru memotivasi mereka untuk tidak menjadi lebih rajin dengan nilai yang didapatnya.

0 comment: