Friday, December 17, 2010

Televisi 3D 2010

ESPN dan Discovery Communications Inc. (DISCA.O) mengumumkan rencana meluncurkan jaringan televisi tiga dimensi (3-D). Seperti dilansir Reuters, Selasa (5/1), peluncuran ini mencerminkan sebuah momentum pertumbuhan dalam industri hiburan untuk pemirsa di rumah.
Perusahaan Walt Disney dan ESPN akan meluncurkan jaringan 3-D pada Juni mendatang. Jaringan 3-D akan disiarkan minimum di 85 acara siaran langsung olahraga selama tahun pertama. ESPN menjadi televisi pertama yang akan menyiarkan pertandingan Piala Dunia sepakbola antara Afrika Selatan dan Meksiko.
Wakil Direktur Eksekutif Penjualan dan Pemasaran ESPN, Sean Bratches, mengatakan: "Ini akan menjadi langkah untuk mendorong penerapan 3-D dan kesempatan bagi kami untuk menciptakan nilai melalui produk baru yang ditawarkan, dan juga pengiklan kami yang menginginkan kesempatan sponsorship yang baru."
Discovery juga telah bergabung dengan perusahaan Sony (6758.T) dan perusahaan IMAX (IMX.TO) untuk meluncurkan jaringan 3-D di Amerika Serikat pada 2011. Jaringan ini akan diterapkan pada program sejarah alam, ruang angkasa, jelajah, dan petualangan pada film dan program anak-anak dari ketiga mitra.
Keberhasilan film epik 3-D, Avatar, menyebabkan banyak orang percaya bahwa 3-D akan mengambil alih pasar dalam negeri. Teknologi 3-D juga akan dipamerkan pada acara tahunan Pertunjukan Konsumen Elektronik di Las Vegas, Amerika Serikat, pekan ini. Namun, transisi mengadopsi 3-D di rumah terbukti lebih rumit, yaitu tantangan untuk meyakinkan pemirsa agar tontonan bisa sama menyenangkan seperti di dalam bioskop. Harga juga akan menjadi masalah bagi konsumen yang mungkin baru saja meng-upgrade televisi mereka.
"Ada beberapa usaha standar untuk dapat meluncurkan 3-D di rumah. Di antaranya, lembaga penyiaran, kabel, operator satelit, dan perusahaan elektronik. Richard Doherty, analis Grup Envisioneering, percaya bahwa akan ada 30 rumah yang menggunakan 3-D hingga 2011. Selanjutnya, angka pertumbuhan pengguna akan naik sebesar 20 persen hingga 2015

MAN 3 Malang

“Scanner apakah menjadi patokan yang diakui kebenarannya?”



Sebuah Madrasah yang tidak diragukan lagi kualitasnya, baik dalam pengajaran, maupun fasilitas yang diberikan kepada siswa-siswi dengan tujuan untuk memudahkan pembelajaran. Ditambah lagi dengan bangunan Asrama yang digunakan sebagai tempat tinggal sebagian siswa-siswi MAN 3 Malang , yang terutama notabane siswa-siswi yang tinggal disana adalah adalah siswa yang rumah atau berasal dari tempat yang jauh, dan pindah ke malang dengan tujuan menuntut Ilmu.

Salah satu teknologi atau fasilitas yang dimiliki MAN 3 Malang adalah Alat Scanner untuk mengkoreksi jawaban pada lembar LJK pada saat Ujian Tengah Semester maupun Ujian Semester. Mungkin memang terlihat ideal, dan bisa dikatakan termasuk Madrasah dengan fasilitas serba OK. Sehingga, para guru yang mengajar secara full day, tidak diributi atau disibukkan lagi dengan mengkoreksi jawaban ujian siswa-siswi pada saat ujian.
Namun, banyak keluhan yang dirasakan oleh banyak siswa-siswi yang mereka merasa dirugikan, atau merasa tidak puas dengan hasil ujian yang tidak memuaskan juga, dan mereka merasa ada sesuatu yang ganjil. Sebagai siswa-siswi madrasah, mereka dapat berfikir dengan jernih. Mereka tidak mungkin menyalahkan guru 100%. Sebagian pikiran mengatakan, guru salah dalam menuliskan kunci jawaban, sebagian lagi berpikiran alat yang digunakan untuk meneliti benar-salahnya jawaban siswa.
Kalau dipikir kembali, apa salahnya untuk meneliti jawaban siswa-siswi secara manual atau cara lain, dengan tidak menjadikan alat scanner sebagai patokan dalam meneliti atau membenar-salahkan jawaban siswa, karena sudah dibuktikan, dalam beberapa mata pelajaran yang siswa-siswi merasa nilai yang ditunjukkan tidak sesuai dengan keyakinan siswa-siswi. Sehingga banyak siswa-siswi yang merasa selalu tidak puas dengan hasil yang tidak sesuai dengan keyakinan, dan keyakinan disini dimaksudkan, keyakinan akan jawaban mereka yang rasanya tidak mungkin dapat nilai seperti yyang tertera dari hasil scanner.


Sebagian kelas sudah membuktikan, dengan mengkoreksi jawaban mereka secara manual dengan menggunakan kunci jawaban yang diberika oleh guru. Nyatanya setelah dibandingkan, hasil nilai yang didapatkan dengan mengkoreksi secara manual, dan hasil nilai yang didaptkan dengan alat scanner, tidak sama, hasil yang didaptkan dengan mengkoreksi secara manual, rata-rata lebih bagus daripada hasil koreksi dengan menggunakan alat scanner. Dari yang nilainya rendah atau pas dengan nilai standar, menjadi nilai yang hampir mendekati sempurna, ada juga dari nilai yang tinggi ternyata turun.
Hal ini menunjukkan bahwa, kualitas scanner, sudah tidak dapat bekerja dengan baik. Sehingga membuat banyak siswa-siswi kecewa. Sebagian siswa-siswi merasa dirugikan dengan adanya pemeriksaan jawaban dengan menggunakan alat scanner. Sebagian siswa berpikiran, bagaimana dan apa yang akan mereka lihat dari ekspresi siswa-siswi yang ternyata nilai sebenarnya tidak seperti apa yang tertulis dalam lembaran hasil pemeriksaan dengan menggunakan scanner. Sebuah alat juga tidak akan pernah luput dari kesalahan, begiu pula halnya dengan manusia.

technology information semester examination

Mata pelajaran Sains, maupun Sosial tidak pernah ketinggalan untuk menjadi bahan yang diujikan dalam ulangan semster di MAN 3 Malang. Namun, dengan berkembangnya teknologi di era global saat ini, mata pelajaran teknologi pun juga tidak kalah pentingnya untuk menjadi bahan yang diujikan di MAN 3 Malang, sebagai Madrasah yang juga dikatakan MAN Model, yang tentunya tidak ketinggalan dalam hal peradaban teknologi yang semakin berkembang.


Ujian TIK dilaksanakan pada pukul 07.30 sampai dengan 09.00. dan dilanjutkan dengan Ujian Bahasa Indonesia. Soal-soal yang diujikan pada ujian kali ini adalah materi Blogger. Dan untuk soal kali ini, tidak murni dari guru pembimbing mata pelajaran TIK, namun, dicampur dengan soal-soal yang dibuat oleh siswa-siswi kelas XI dari MAN 3 sendiri. Soal-soal yang dibuat oleh siswa-siswi juga merupakan soal yang dapat dikategorikan sulit, dan berbobot.

Sulitnya soal yang dibuat oleh siswa0siswi sendiri yang juga menyulitkan dan menjadikan suasana ulangan TIK tidak se-santai biasanya, seperti saya sendiri, saya sangat kesulitan dalam menyelesaikan soal ujian TIK, karena sebagian soal tidak terdaftar dalam kisi-kisi yang diberikan, dan diluar dugaan, materi blogger yang mendetail juga keluar dalam soal ujian TIK.

Yang menjadi salah satu faktor kesulitan yang dihadapi santri asrama khususnya, ialah, keterbatasan dalam menggunakan fasilitas laptop. Dikarenakan untuk memfokuskan siswa dalam belajar untuk mempersiapkan ujian. Sehingga, santri asrama yang juga menjadi siswa MAN 3, harus pergi warnet untuk mendapatkan materi-materi yang diperkirakan akan ditanyakan dalam soal Ujian.

Namun, kembali kepada soal-soal yang diluar dugaan yang menjadi pertanyaan dalam soal TIK yang membuat siswa-siswi bingung dan dalam bahasa siswa-siswi MAN 3 Malang biasa dikatakan mengarang bebas untuk menjawab soalnya, dan mengandalkan tawakal. Namun ebagian soal tentunya dapat dikerjakan karena sudah dibekali sebelumnya. Ujian TIK kali ini merupakan soal yang tersulit yang pernah didapatkan. Sehingga membuat nilai bertbuntut huruf BT (harus mengikuti remudial).

Hanya sebagai saran, sebaiknya, dalam pemilihan soal yang akan diujikan dalam ujian, dilihat dari kemampuan siswa-siswi. Yang dimaksudkan disini, soal-soal yang sangat mendetail dan sekiranya jarang diketahui atau jauh dari perkiraan atau pemikiran siswa perlu dibekali sebelumnya, agar siswa-siswi tidak merasa bingung karen mereka tidak menduga bahwa soal dengan model seperti ini yang keluar dalam ujian.